Rabu, 05 Juni 2019

Bimbingan konseling di SMP dan SMA

PEMBAHASAN

Bimbingan Konseling  di SMP
Bimbingan di sekolah menengah pertama merupakan bidang khusus dalam keseluruhan pedidikan sekolah, yaitu memberi bantuan/pelayanan yang khas oleh ahli-ahli yang telah dipersiapakan untuk itu. Tidak mengherankan kalau pelayanan bimbingan terutama ditujukan kepada orang-orang yang masih muda, khususnya terhadap murid di sekolah menengah pertama. Sekolah merupakan tempat yang membuka kesempatan yang luas untuk menawarkan pelayanan bimbingan; bagi banyak orang muda sekolah merupakan satu-satunya tempat untuk menghubungi seorang pembimbing.
Secara kronologis peserta didik sekolah menengah pertama berusia antara 13 tahun sampai 15 tahun, mereka dikategorikan termasuk ke dalam fase remaja awal atau pubertas, yang merupakan bagian dari masa adolesensi. Seifert & Hoffnug (1987;591) mengemukakan pendapatnya tentang adolesensi, yakni bahwa adolesensi itu merupakan tahapan perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa, tahapan perkembangan itu mulai dari dua belas tahun sampai dengan dua puluh tahun yang ditandai pada perubahan-perubahan fisik, kognitif, dan sosial.
Upaya mencegah perilaku-perilaku yang tidak diharapkan adalah mengembangkan potensi dan memfasilitasi mereka secara sistematik dan terprogram untuk mencapai standar kompetensi kemandirian. Upaya ini meupakan wilayah garapan bimbingan dan konseling yang harus dilakukan secara proaktif dan berbasis data tentang perkembangan konseli beserta berbagai faktor yang mempengaruhinya.
Hal tersebut sesuai dengan tujuan umum bimbingan dan konseling yakni untuk membantu konseli mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (seperti latar belakang keluarga, pendidikan, status ekonomi), serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya. Dalam kaitan ini bimbingan dan konseling membantu konseli untuk menjadi individu yang memiliki berbagai wawasan, pandangan, interpretasi, pilihan, penyesuaian dan keterampilan yang tepat berkenaan dengan diri sendiri dan lingkungannya.
Urgensinya BK di SMP
Pendidikan menengah berkenaan dengan tujuan institusional ditetapkan bahwa pendidikan menengah bertujuan meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial.
Kebutuhan siswa selama rentang umur 12-15 tahun
Kebutuhan utama pada masa ini adalah kebutuhan psikologis, seperti mendapat kasih sayang, menerima pengakuan terhadap dorongan untuk semakin mandiri, memperoleh prestasi di berbagai bidang yang dihargai oleh teman sebaya, merasa aman dengan perubahan dengan kelas mainnya. Tantangan pokok pada masa ini adalah menghadapi diri sendiri bila sudah mulai memasuki fase pueral (masa pubertas), yaitu mengalami segala gejala kematangan seksual yang biasanya sering disertai dengan aneka gejala sekunder seperti berkurangnya semangat untuk bekerja keras, kegelisahan (galau), kepekaan perasaan, kurang percaya diri, dan penantangan terhadap kewibawaan orang dewasa.
c.    Masalah-masalah dihadapi BK  di SMP
1.) Masalah yang dihadapi dalam belajar
a.)  Faktor keluarga
b.)  Faktor lingkungan
c.)  Lingkungan pergaulan remaja
2.) Perkembangan  fisik dan  psikis remaja
a.) Perkembangan fisik, Pertumbuhan fisik adalah perubahan yang berlangsung secara fisik dan merupakan gejala primer dalam pertumbuahn remaja. Berkaitan dengan perkembangan fisik anak remaja, yang terpenting adalah aspek seksualitas. Aspek seksualitas dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:
Perubahan Seks Primer. Yang dimaksud dengan perubahan seks primer adalah perubahan fisik yang berhubungan langsung dengan alat-alat (organ) reproduksi. Dalam perkembangannya remaja pria mengalami pertumbuhan pesat pada organ testis yaitu pembuluh yang memproduksi sperma dan kelenjar prostat. Kematangan organ-organ seksualitas ini memungkinkan remaja pria mengalami pulosio (mimpi basah), keluar sperma. Sementara pada remaja putri terjadi pertumbuhan pesat pada ovarium (kandung telur) yang memproduksi sel telur (ovum) dan hormon untuk kehamilan. Akibatnya terjadi siklus “menarche”(menstruasi pertama)
Perkembangan Seks Sekunder, Perubahan seks sekunder adalah perubahan tanda-tanda jasmaniah yang tidak langsung berhubungan dengan alat reproduksi. Karakteristik seks sekunder pada remaja pria adalah perubahan bentuk tubuh yang lebih jantan seperti bertambah lebarnya bagian bahu. Suara lebih besar, tumbuh rambut pada daerah kelamin, kaki, ketiak, kumis dan jenggot. Karakteristik perubahan fisik seks sekunder remaja putri berupa bertambahnya jaringan ikat dibawah kulit yang berupa lemak terutama pada dada, pantat, paha dan lengan atas. hal ini akan membentuk tubuh remaja putri menjadi lebih wanita (feminim).

d. Model-Model Pendekatan  Bimbingan Konseling di SMP
1.)   Pendekatan krisis, yaitu pemberian layanan bimbingan dan konseling yang didasarkan adanya krisis yang dialami oleh konseli. Tujuannya untuk membantu peserta didik dalam mengatasi krisis atau masalah yang dihadapi / dialami oleh konseli.
2.)   Pendekatan remedial yaitu membantu mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki peserta didik dan berupaya pemberian remidi terhadap kelemahan-kelemahan tersebut, Tujuannya untuk memperbaiki kesulitan-kesulitan yang dialami peserta didik dalam bidang tertentu agar terhindar dari krisis
3.)   Pendekatan preventif, yaitu  pemberian layanan bimbingan dan konseling yang menekankan pada pencegahan terjadinya masalah-masalah yang mungkin dialami oleh konseli. Tujuannya mengantisipasi/mencegah masalah-masalah umum yang mungkin dialami peserta didik dan mencoba mencegah masalah tersebut agar jangan sampai terjadi
4.)    Pendekatan perkembangan, yaitu pemberian layanan bimbingan dan konseling yang menekankan pada identifikasi pengetahuan, ketrampilan, sikap dan pengalaman yang diperlukan konseli agar berhasil dalam kehidupan akademik, pribadi – social dan karirnya. Tujuannya adalah membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan/ potensi yang dimiliki dengan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman yang diperlukan dalam kehidupanya.
5). Program Bimbingan di SMP (Sekolah Menengah Pertama)Program bimbingan dan konseling di SMP hendaknya berorientasi kepada pencapaian tugas-tugas perkembangannya. Layanan bimbingan dan konseling ditekankan pada:
Bimbingan belajar (sebab cara belajar di SMP berbeda dengan di SD).
Bimbingan tentang hubungan muda-mudidan hubungan sosial, karena pada usia ini mereka mulai membentuk kelompok sebaya dan mengenal hubungan cinta kasih (Gibson dan Mitchell, 1981).
Bimbingan yang berorientasi pada tugas-tugas perkembangan anak usia 12-15 tahun.
Bimbingan karier baik yang menyangkut pemahaman tentang dunia pendidikan ataupun pekerjaan.Pada tahap ini peran Bimbingan dan Konseling meliputi bagaimana seorang anak memahami dan mengerti tentang dirinya sendiri mengenai bakat (attitude), minat (interest) dan kemampuan (ability)nya. Bimbingan dan Konseling pada tingkat Sekolah Menengah Pertama memiliki dua guru Bimbingan Konseling yang khusus mengajar pelajaran BK. Dan Bimbingan Konseling pada Sekolah Menengah Pertama memiliki ruangan BK tesendiri agar murid secara mudah bisa menceritakan masalah yang terjadi pada keluarganya. Bimbingan dan Konseling pada Sekolah Menengah Pertama juga memiliki kesempatan masuk kelas selama seminggu sekali, jadi sudah menjadi pelajaran pada umumnya. Setiap murid di wajibkan memiliki buku latihan Bimbingan dan Konseling yang akan dijadikan latihan pada setiap pelajaran usai.






B. Bimbingan Konseling di SMA
Pelayanan bimbingan secara professional di Indonesia sampai saat ini difokuskan pada generasi muda yang masih duduk di bangku sekolah, dan tahap pendidikan sekolah lanjutan dan perguruan tinggi. Siswa-siswi yang berada di jenjang pendidikan menengah biasanya di antara umur lebih kurang 13-20 tahun. Oleh karena itu, pelayanan bimbingan di sekolah terhadap kaum remaja yang masih bersekolah menciptakan kesempatan yang luas untuk mendampingi mereka dalam perkembangannya supaya berlangsung seoptimal mungkin.
Pelayanan bimbingan di sekolah lanjutan sebagai usaha yang berpusat pada pengembangan nilai dan sikap dalam batin manusia muda, dapat memegang peranan penting dalam membantu mereka menyelami serta meresapkan makna dari relasi antara mereka sendiri dengan ruang lingkup hidupnya. Hampir semua remaja melaporkan bahwa mereka dihadapkan pada setumpuk masalah yang menimbulkan rasa bingung, cemas, dan prihatin, seperti tentang bentuk tubuh dan ukuran berbagai anggota badan, hubungan social dengan teman sebaya dan popularitasnya dikalangan kawan-kawan, penyelesaian tugas-tugas yang berkaitan dengan belajar di sekolah dan hasil yang diperoleh, hubungan dengan anggota keluarga dekat, pembinaan hubungan akrab dengan jenis kelamin yang lain, termasuk bidang seksual dalam arti sempit. Batin penuh keprihatinan itu mudah mengakibatkan mereka mengalami suasana hati yang berganti-ganti di antara sangat gembira dan sangat sedih, dan menunjukkan tingkah laku yang sangat aktif.

Hal yang menjadi permasalahan remaja justru adalah tugas perkembangan yang harus dicapai pada usia remaja. Adapun tugas perkembangan remaja diantaranya :
Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita.
Mencapai peran social pria dan wanita.
Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif.
Mengharapkan dan mencapai perilaku social yang bertanggungjawab.
Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya.
Mempersiapkan karier ekonomi.
Mempersiapkan perkawinan dan keluarga.
Memperoleh perangkat nilai dan system etis.
a.  Kenyataan ini sulit dipungkiri, karena secara sekilas tujuan kurikulum menekankan penyiapan peserta didik (sekolah menengah umum / SMU) untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi atau penyiapan peserta didik (sekolah menengah kejuruan / SMK) agar sanggup memasuki dunia kerja. Akibatnya, proses pendidikan di jenjang sekolah menengah akan kehilangan bobot dalam proses pembentukan pribadi. Betapa pembentukan pribadi, pendampingan pribadi, pengasahan nilai-nilai kehidupan (values) dan pemeliharaan kepribadian siswa ( cura personalis) terabaikan. Ini di buktikan dengan kenyataan banyak adanya tindakan di kalangan pelajar ddengan adanaya tawuran antar pelajar, dan tindakan yang tergolong kriminal lain. Dengan demikian tugas konselor lembaga bimbingan konseling peran yang sebenarnya dan paling potensial mengharap, pemeliharaan, kepribadian dan pengasahan nila-nilai kehidupan siswa tersebut.
b. Masalah-masalah BK di SMA
Pada masa SLTA, antara 15 tahun sampai dengan 21 tahun merupakan adalah masa transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa. Mereka banyak mengalami konflik karena adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya. Jenis-jenis masalah yang dialami murid sekolah bisa bermacam-macam. Masalah-masalah itu diklarifikasikan atas:
1.)  Permasalahan dalam belajar
a.)   Kemampuan akademik, yaitu keadaan siswa yang diperkirakan memiliki intelegensi yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat memanfaatkannya secara optimal.
b.)   Ketercepatan dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki IQ 130 atau lebih tetapi masih memerlukan tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan belajar yang amat tinggi itu.
c.)   Sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki akademik yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan pendidikan atau pengajaran khusus.
d.)  Kurang motivasi dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang kurang bersemangat dalam belajar mereka seolah-olah tampak jera dan malas.
e.)   Bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi siswa yang perbuatan dan kegiatan belajarnya sehari-hari antagonistic dengan yang seharusnya, seperti suka menunda-nunda tugas, mengulur waktu, membenci guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahuinya dan sebagainya.
2.)  Permaslahan phisik dan phiskis
a)    Permasalahan yang sedang dihadapinya, sesuai perkembangan usianya sebagai remaja yang sedang berada dalam masa pancaroba yaitu peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.
b)   Mereka banyak mengalami konflik karena adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya. Perubahan-perubahan itu meliputi perubahan  psikhis meliputi Perkembangan Intelegensia,Perkembangan Emosi (Emosionalitas),Perkembangan Moral, sosial dan kepribadian.
c.  Model-Model Pendekatan BK di SMA
1.)    Pendekatan krisis, yaitu pemberian layanan bimbingan dan konseling yang didasarkan adanya krisis yang dialami oleh konseli. Tujuannya untuk membantu peserta didik dalam mengatasi krisis atau masalah yang dihadapi / dialami oleh konseli
2.)  Pendekatan remedial yaitu membantu mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki peserta didik dan berupaya pemberian remidi terhadap kelemahan-kelemahan tersebut, Tujuannya untuk memperbaiki kesulitan-kesulitan yang dialami peserta didik dalam bidang tertentu agar terhindar dari krisis.
3.)   Pendekatan preventif, yaitu  pemberian layanan bimbingan dan konseling yang menekankan pada pencegahan terjadinya masalah-masalah yang mungkin dialami oleh konseli. Tujuannya mengantisipasi/mencegah masalah-masalah umum yang mungkin dialami peserta didik dan mencoba mencegah masalah tersebut agar jangan sampai terjadi.
4.)  Pendekatan perkembangan, yaitu pemberian layanan bimbingan dan konseling yang menekankan pada identifikasi pengetahuan, ketrampilan, sikap dan pengalaman yang diperlukan konseli agar berhasil dalam kehidupan akademik, pribadi – social dan karirnya. Tujuannya adalah membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan/ potensi yang dimiliki dengan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman yang diperlukan dalam kehidupanya.
d. Program Bimbingan di SMA (Sekolah Menengah Atas)
Program bimbingan dan konseling di SMA hendaknya dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa sehingga mereka dapatmencapai tugas-tugas perkembangan seperti kematangan emosional, sosial, intelektual, kematangan dalam mengidentifikasi diri, kematangan dalam memilih pekerjaan, dll. Oleh sebab itu, program bimbingan di SMA hendaknya berorientasi kepada:
Hubungan muda-mudi atau hubungan sosial.
Pemberian informasi pendidikan dan jabatan.
Bimbingan cara belajarRentang umur antar 16-19 tahun yang meliputi sebagian besar dari masa remaja, merupakan masa yang sangat berati bagi perkembangan kepribadian seseorang. Oleh karena itu, pelayanan bimbingan harus lebih intensif dan lebih lengkap, dibandingkan dengan pelayanan di satuan pendidikan di bawahnya. Di Sekolah Menengah Atas terdapat dua guru Bimbingan dan Konseling yang selalu ada di ruang khusus Bimbingan dan Konseling.Bimbingan kelompok maupun individual diterapkan secara seimbang, supaya pelayanan bimbingan sampai kepada semua siswa.















KONSEP DASAR INSTRUMENTASI BK

PEMBAHASAN

 
Pengertian Instrumentasi
Secara umum instrumen adalah sebuah alat untuk menentukan nilai atau besaran suatu kuantitas atau variabel. Instrumen merupakan bahan atau alat untuk need assessment sehingga program atau layanan yang dibutuhkan siswa dapat dilaksanakan dengan baik. Jadi instrumen yaitu alat atau bahan yang digunakan untuk memberi nilai pada suatu hal yang diukur besaran dan ketepatannya agar apa yang dibutuhkan dapat terlaksana dengan tepat.
Dalam bimbingan konseling fungsi utama instrumen terkait dengan pemahaman individu (klien). Instrumen asesmen digunakan untuk mengumpulkan berbagai data informasi tentang siswa. Data tentang siswa dapat dibedakan menjadi data psikologis dan non psikologis. Untuk mengungkap atau mengumpulkan kedua jenis data tersebut dapat dilakukan dengan dua pendekatan besar, yaitu pendekatan tes dan pendekatan non tes
 Adapun fungsi instrumentasi ada 3 macam, yakni;
1. Sebagai alat pengukuran,
2. Sebagai alat analisa,dan
3. Sebagai alat kendali.
B.  Hakekat-hakekat instrumen yaitu :
1. Hakekat instrumen pengumpulan data dalam konseling adalah alat bantu sahih dan terpercaya untuk mengumpulkan data yang dipergunakan guna mendukung akuntabilitas konseling. Spektrum instrumen itu sangat luas, mencakup instrumentasi tes dan non tes.

2. Peran instrumentasi terkait erat dengan setiap unsur hakekat konseling yaitu penaksiran, diagnosisi, dan rencana terapi

3. Tes standarisasi dalam perspekstif konseling digunakan untuk mendukung  akuntabilitas baik dalam penaksiran, diagnosis, dan rencana terapi


Instrumentasi BK Non-Tes

 Jenis-Jenis Instrumentasi BK
Untuk melengkapi data hasil tes akan lebih akurat hasilnya bila dipadukan dengan data-data yang dihasilkan dengan menggunakan teknik yang berbeda, dapat disajikan alat pengumpul data dalam bentuk non-tes.

a. Observasi
Observasi diartikan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejalayang tampak pada objek penelitian. Berikut ini alat dan cara melaksanakan observasi :

b. Catatan anekdot (Anekdotal Record)
Alat untuk mencatat gejala-gejala khusus atau luar biasa menurut aturan kejadian, terhadap bagaimana kejadiannya, bukan pendapat pencatat tentang kejadian tersebut.

c.     Catatan Berkala (Insidental Record)
Dilakukan berurutanmenurut waktu munculnya suatu gejala tetapi tadak dilakukan terus menerus, melainkan pada waktu tertentu dan tebatas pula pada waktu yang telah ditetapkan untuk tiap-tiap kali pengamatan.

d.     Daftar Check (Check List)
Penataan data dilakukan dengan menggunakan sebuah daftar yang memuat nama observer dan jenis gejala yang diamati.


e.    Skala Penilaian (Rating Scale)
Pencatatan data dengan alat ini dilakukan seperti check list. Perbedaannya terletak pada kategorisasi gejala yang dicatat. Dalam rating scale tidak  hanya terdapat nama objek yang diobservasi dan gejala yang akan diselidki akan tetapi tercantum kolom – kolom yang menunjukkan tingkatan atau jenjang setiap gejala terasebut.


E.     Peralatan Mekanis (Mechanical Device)
pencatatan dengan alat ini tidak dilakukan pada saat opservasi berlangsung, karena sebagian atau seluruh peristiwa direkam dengan alat sesuai dengan keperluan

2. Angket Tertulis
Alat ini memuat sejumlah item atau pertanyaan yang harus di jawab oleh siswa scara tertulis juga. Dengan mengisi angket ini siswa memberikan keterangan tentang sebuah hal yang relevan bagi keperluan bimbingan, seperti keterangan tentang keluarga, kesehatan jasmani, riwayat pendidikan, pengalaman belajar sekolah, dan di rumah, pergaulan social, rencana pendidikan lanjutan, kegiatan di luar sekolah, hobi, dan mungkin kesukaan yang mungkin dihadapi.
3. Wawancara Informasi
Wawancara informasi merupakan  salah satu metode pengumpulan data untuk memperoleh data  dan informasi dari siswa secara lisan. Proses wawancara dilakukan dengan cara tatap muka secara langsung dengan siswa. Salama proses wawancara petugas bimbingan mengajukan pertanyaan, meminta penjelasan dan jawaban dari pertanyaan yang akan diberikan dan membuat catatan mengenai hal – hal yang di ungkapkan kepadanya.4. Otobiografi
Otobiografi merupakan karangan yang dibuat siswa mengenai riwayat hidupnya sampai pada saat sekarang. Riwayat hidup ini dapat mencakup keseluruhan hidupnya dimasa lampau atau beberapa aspek kehidupannya saja.

5. Sosiometri
Sosiometri merupakan suatu metode untuk memperoleh data tentang jaringan  sosial dalam suatu kelompok, yang berukuran kecil antara 10-50 orang, data diambil berdasarkan prefensi pribadi antara anggota kelompok.


D. Kegunaan Hasil Instrumentasui Non-Tes Dalam  Layanan BK
            Secara umum kegunaan hasil pengungkapan melalui intsrumen non-tes ialah dapat membantu konselor dalam:
1.    Memperkokoh dasar – dasar pertimbangan berkenaan dengan berbagai masalah pada individu seperti masalah penyesuaiyan dengan lingkungan, masalah prestasi hasil belajar, masalah penempatan dan penyaluran.
2.    Memahami sebab – sebab terjadinya masalah dari individu
3.    Mengenali individu yang memiliki kemampuan yang sangat tinggi dan  sangat rendah yang memerlukan bantuam khusus.
4.    Memperoleh gambaran tentang kecakapan. Kemampuan atau keterampilan seseorang individu dalam bidang tertentu.
Sedangkan kegunaan hasil intsrumentasi non-tes bagi siswa antara lain:
1.    Membantu Siswa memperoleh pemahaman diri dan pengarahan diri dalam proses mempersiapkan diri untuk bekerja dan berguna dalam masyarakat.
2.    Siswa dapat menilai dan memahami dirinya terutama mengenai potenti dasar, minat, sikap, kecakapan dan cita – citanya.
3.    Siswa akan sadar dan memahami nilai – nilai yang ada dalam masyarakat
4.    Siswa dapat menemukan hambatan – hambatan yang sifatnya dari dirinya dan dapat mengatasi hambatan – hambatan itu.
5.    Membantu siswa dalam melaksanakan masa depannya, hingga dia dapat menemukan karier yang cocok dalam kehidupannya.

E.  KEGUNAAN HASIL INSTRUMENTASI NON-TES

     1. Konselor Sekolah
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan setting yang subur bagi konselor, karena di jenjang itulah konselor dapat berperan secara maksimal dalam mempasilitasi konseling mengaktualisasikan petensi yang dimilikinya secara optimal. Konselor berperan untuk membantu peserta didik dalam menumbuhkan potensinya. Potensi yang di miliki oleh peserta didik berkembang dengan optimal yang didasari atas kemandirian, agar peserta didik tidak salah dalam menata dan memilih bahkan membantu dalam merancang masa depan, demi memilih memutuskan karier yang akan di masuki. Seperti kemampuan mengambil keputusan penting dalam kehidupannya, yang berhubungan dengan pendidikan atau pun persiapan kariernya. Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling, konselor bekerja sama dengan berbagai pihak yang disebut (kolaborasi) yang terkait, diantaranya kepala sekolah, guru –guru dan bahkan orang tua (wali murid). Pelayanan bimbingan dan konseling lebih difokuskan kepada upaya membantu dan memfokuskan kepada upaya mengokohkan pilihan dan pengembangan karier sejalan dengan bidang yang dipilihnya.
      Konselor adalah Tenaga pendidik yang berkualifikasi strata satu (S-1) dan menyelesaikan program studi profesi (PPK), konselor sebagai pelaksana utama, tenaga inti dan ahli atau tenaga profesional yang bertugas:
     a)    Melaksanakan pelayanan konseling
b)   Merancanakan program bimbingan dan konseling untuk satu waktu                 tertentu. Program itu dapat dikemas kedalam program harian, mingguan, bulanan,semester bahkan tahunan.
c)    Melaksanakan program pelayanan bimbingan dan konseling
d)    Menilai proses dan hasil pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling.
e)    Menganalisis hasil pelayanan bimbingan dan konseling
f)    Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaiyan pelayanan           bimbingan dan konseling
g)    Mengadministrasikan kegiatan program bimbingan dan konseling yang dilaksanakan
h)    Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dalam bimbingan dan konseling secara menyeluruh kepada koordinator  bimbingan dan konseling serta kepsek
i)     Mempersiapkan diri, menerima dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan kepengawasan terkait dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling
j)      Berkolaborasi dengan guru mata pelajaran dan wali kelas serta pihak terkait dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling.



Guru Mata Pelajaran
  Sebagai pemberi mata pelajaran atau pratikum, guru dalam pelayanan           bimbingan dan konseling ikut serta dalam membantu pengumpulan data tentang peserta didik.


a.  Membantu konselor mengidentifikasikan peserta didik, peserta didik yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling, serta membantu pengumpulan data tentang peserta didik.
b.  Mereferal peserta didik yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada konselor.
c.  Menerima peserta didik alih tangan dari konselor, yaitu peserta didik yang menurut konselor memerlukan pelayanan pengajaran atau latihan khusus (pengajaran, perbaikan, dan program pengayaan).
d.  Memberikan kesempatan dan memudahkan kepada peserta didik yang memerlukan.
e.  Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah – masalah peserta didik seperti konferensi kasus.
f.       Membantu dalam pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjut.

3. Wali Kelas
Sebagai Pembina kelas dalam pelayanan bimbingan dan konseling wali kelas berperan:
a. Melaksanakan perannya sebagai penasehat kepada peserta didik khusunya dikelas yang menjadi tanggung jawabnya.
b. Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi peserta didik, khusunya dikelas yang mejadi tanggung jawabnya untuk mengikuti atau menjalani pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling.
c. Berpartisipasi aktif dan konferensi kasus.
d. Mereferal peserta didik yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada konselor.

  4. Kepala Sekolah
Kepala sekolah adalah penanggung jawab menyeluruh kegiatan sekolah termasuk kegiatan bimbingan dan konseling:
a.  Memahami dan peduli terhadap bimbingan dan konseling
b.  Mengintekrasikan program bimbingan dan konseling dengan program sekolah
c.  Memfasilitasi pengembangan program bimbingan dan konseling
d.  Melaksanakan penilaian bimbingan dan konseling
e.  Melaksanakan pembinaan bimbingan dan konseling
f.   Berpartisipasi aktif dalam kegiatan khusus bimbingan dan konseling
g.   Responsif terhadap upaya inovasi bimbingan dan konseling di sekolah

5. Siswa
Siswa sebagai peserta didik dan sekaligus klien yang harus mengikuti segala program yang di berikan konselor yang berfungsi:
a.       Memberikan informasi / data yang menjadi persoalan yang sedang di hadapi.
b.      Melaksanakan semua program atau seluruh kegiatan yang telah dipersiapkan oleh konselor.
c.       Berperan aktif dalam menjalani seluruh kegiatan yang telah diberikan demi kelangsungan program layanan bimbingan dan konseling.
d.      Mempersiapkan diri untuk menjalankan apa – apa yang telah di peroleh (mengklasifikasikan hasil yang di peroleh) demi kemandiriannya.

6. Orang Tua
Orang tua sangat berperan penting dalam memotivasi anaknya dan orang tua bertugas:
a.       Memberikan support atau dorongan kepada anaknya dalam hal apapun demi mengembangkan minat dan bakatnya.
b.      Membantu dalam mengevaluasi anaknya dalam melaksanakan program atau kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling yang di peroleh
Pihak yang terkait (staf administrasi) dalam memperlancar pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling dan bertugas:
a.       Membantu menyediakan format – format diperlukan dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling
b.      Membantu konselor dalam memelihara data dan sarana dan fasilitas bimbingan dan konseling yang ada.



BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Secara umum instrumen adalah sebuah alat untuk menentukan nilai atau besaran suatu kuantitas atau variable. untuk melakukan penelitian dalam Bimbingan Konseling haruslah menggunakan instrumen yang sesuai dengan penelitian yang diteliti agar nilai atau besaran suatu variable yang diukur dalam penelitian dapat diukur dengan tepat. 

Senin, 06 Mei 2019

Fungsi dan Peranan Teknologi Informasi BK

PENDAHULUAN

Teknologi Informasi di era yang sekrang berkembang dengan sangat cepat, teknologi informasi juga sudah menjadi bagaian dari keseharian. Bagi administrator sekolah, dan guru bidang studi teknologi informasi merupakan suatu hal yang biasa, namun hal itu akan menjadi sangat luar biasa jika dilakukan oleh Guru BK. Selama ini tak sering Guru BK di sekolah-sekolah dapat memanfaatkan TI dalam menjalankan amanahnya terkait dengan pemberian layanan kepada siswa/konseli dan bahkan kurang menguasai, tidak hanya itu saja ada juga guru BK yang tidak sesuai dengan lulusannya atau kemampuannya. Padahal Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan elemen penting dalam kehidupan, Peranan teknologi informasi pada aktivitas manusia pada saat ini memang begitu besar, apa lagi di era yang sekarang dimana teknologi semangkin berkembang pesat.
Teknologi informasi telah menjadi fasilitas bagi kegiatan berbagai sektor kehidupan, dan telah menyentuh layanan bimbingan dan konseling. Teknologi informasi dalam Bimbingan dan Konseling sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu (siswa), dilaksanakan melalui berbagai macam layanan. Layanan tersebut saat ini, pada saat jaman semakin berkembang, tidak hanya dapat dilakukan dengan tatap muka secara langsung, tapi juga bisa dengan memanfaatkan media atau teknologi informasi yang ada. Tujuannya adalah tetap memberikan bimbingan dan konseling dengan cara-cara yang lebih menarik,interaktif, dan tidak terbatas tempat, tetapi juga tetap memperhatikan azas-azas dan kode etik dalam bimbingan dan konseling.
Masalah penggunaan TI bagi guru BK masih menjadi hambatan. Karena itu para praktisi calon guru BK  harus mampu memahami dan dapat menggunakan fasilitas tersebut sebagai media pengembangan dalam pemberian layanan BK. Pemanfaatan Cyber Counseling (konseling dengan media) dalam BK tentunya tidak dipandang sebelah mata. Seorang praktisi profesi konselor pun dituntut memiliki keterampilan guna mendukung kinerja konselor atau guru BK terkait dengan pemberian layanan pada siswa.

PEMBAHASAN
Fungsi dan Peran TI dalam BK

Fungsi TI dalam BK
Penempatan teknologi informasi dalam bimbingan dan konseling berada di dalam layanan dukungan system. Ini dikarenakan teknologi informasi menjadi salah satu sarana untuk mendukung layanan bimbingan dan konseling. Teknologi informasi dalam BK memiliki beberapa fungsi teruma komputer dan internet, berikut fungsinya:
1. Sebagai metode untuk meningkatkan skill konselor/guru BK dalam memberikan layanan, sehingga siswa tidak merasa bosan dan jenuh.
2. Sebagai sarana dan prasarana dukungan sistem terhadap pengembangan media layanan BK.
3. Sebagai pemenuhan waktu dalam memberikan layanan.
4. Membantu konseli dalam pemenuhan kebutuhan informasi.
5. Mempermudah konselor dalam menyusun, mencari dan juga mengolah data.
6. Menjaga kerahasiaan suatu data, karena dengan teknologi memungkinkan untuk menguncinya dan tidak sembarang orang dapat mengaksesnya.
7. Membantu individu maupun kelompok untuk dapat berkomunikasi dengan lebih mudah dan relatif murah dalam pelaksanaan konseling.
8. Memberikan kesempatan kepada individu untuk berkomunikasi lebih baik dengan menggunakan informasi yang mereka terima tanpa perlu bertemu secara fisik.
9. Menjadikan teknologi informasi sebagai alat dalam suatu program kegiatan, sehingga kegiatan tersebut lebih teratur dan terstruktur.

Pentingnya teknologi informasi dalam bimbingan konseing di era yang semangkin berkembang ini menuntut konselor untuk dapat menguasai teknologi supaya dapat memudahkan dalam pemberian pelayanan konseling pada konseli. Memanfaatkan Teknologi Informasi bagi seorang guru sudah semakin urgen tampaknya, dan khusus bagi kita guru BK, banyak sekali kreasi yang dapat dibuat dalam melayani konseli.
teknologi informasi memiliki beberapa fungsi dan peranan dalam Bimbingan konseling yaitu:
1. Publikasi disini teknologi informasi dimanfaatkan sebagai sarana pengenalan kepada masyarakat luas dan juga sebagai pemberi informasi mengenai BK.
2. Pelayanan dan Bantuan: dalam fungsi ini Bimbingan konseling dilakukan secara tidak langsung dengan bantuan teknologi informasi.
3. Pendidikan: dikatakan demikian karena di dalam informasi yang diberikan melalui sarana TI ini mengandung unsur pedidikannya.

Peran TI dalam BK
Seperti yang diketahui bahwa bimbingan konseling belum dikatakan sebagai materi, oleh sebeb itulah sekolah – sekolah di indonesia tidak memberikan waktu yang cukup untuk materi bimbingan konseling hanya dikarenakan berbagai alasan. Oleh karena itu teknologi informasi menjawab kekurangan waktu tersebut. Dengan menggunakan teknologi informasi dalam bimbingan dan konseling, konselor dapat memberikan informasi kepada konseli tanpa harus bertemu secara fisik. Tidak hanya itu, sarana yang di berikan oleh teknologi inforasi, memungkinkan antar pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi, atau kelompok yang lainnya bertukar pikiran. Teknologi informasi juga dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan untuk dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat, sehingga dapat meningkatkan produktifitas kerja konselor.
peranan teknologi informasi dalam BK juga sebagai media canggih yang akan memudahkan dalam pelayanan BK, sebagai cara untuk meningkatkan keterampilan dan kreatifitas konselor dalam menyajikan layanan BK yang dinamis sehingga konseli tidak merasa jenuh dan menganggap BK ketinggalan zaman, sebagai sebagai alat untuk meningkatkan prestise BK pada masyarakat, sebagai layanan dukungan sistem pada BK agar layanan yang diberikan menjadi lebih efektif dan efesien, sebagai media untuk mempermudah dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam kegiatan BK, sebagai media yang dapat meningkatkan produktifitas kinerja konselor, seabagai media yang mempengaruhi program BK yang lebih modern, sebagai media untuk menghilangkan masalah jarak dan waktu yang dialami konselor dan konseli ketika pelayanan BK berlangsung, dan sebagai alat untuk memperkuat kompetisi terhadap profesi lainnya agar BK tidak ditinggalkan oleh konseli.

Daftar Pusaka

 1. https://bknrfipuny.wordpress.com/category/peran-ti-dalam-bk/
2.  http://made-ariyaniti.blogspot.com/2012/01/fungsi-ti-dalam-bk.html
 3. https://litadewiblog.wordpress.com/2016/10/13/fungsi-dan-peranan-teknologi-informasi-dalam-bimbingan-konseling/
4.
  http://gesharandiansyah.blogspot.com/2011/03/fungsi-dan-peranan-teknologi-informasi.html