Rabu, 05 Juni 2019

Bimbingan konseling di SMP dan SMA

PEMBAHASAN

Bimbingan Konseling  di SMP
Bimbingan di sekolah menengah pertama merupakan bidang khusus dalam keseluruhan pedidikan sekolah, yaitu memberi bantuan/pelayanan yang khas oleh ahli-ahli yang telah dipersiapakan untuk itu. Tidak mengherankan kalau pelayanan bimbingan terutama ditujukan kepada orang-orang yang masih muda, khususnya terhadap murid di sekolah menengah pertama. Sekolah merupakan tempat yang membuka kesempatan yang luas untuk menawarkan pelayanan bimbingan; bagi banyak orang muda sekolah merupakan satu-satunya tempat untuk menghubungi seorang pembimbing.
Secara kronologis peserta didik sekolah menengah pertama berusia antara 13 tahun sampai 15 tahun, mereka dikategorikan termasuk ke dalam fase remaja awal atau pubertas, yang merupakan bagian dari masa adolesensi. Seifert & Hoffnug (1987;591) mengemukakan pendapatnya tentang adolesensi, yakni bahwa adolesensi itu merupakan tahapan perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa, tahapan perkembangan itu mulai dari dua belas tahun sampai dengan dua puluh tahun yang ditandai pada perubahan-perubahan fisik, kognitif, dan sosial.
Upaya mencegah perilaku-perilaku yang tidak diharapkan adalah mengembangkan potensi dan memfasilitasi mereka secara sistematik dan terprogram untuk mencapai standar kompetensi kemandirian. Upaya ini meupakan wilayah garapan bimbingan dan konseling yang harus dilakukan secara proaktif dan berbasis data tentang perkembangan konseli beserta berbagai faktor yang mempengaruhinya.
Hal tersebut sesuai dengan tujuan umum bimbingan dan konseling yakni untuk membantu konseli mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (seperti latar belakang keluarga, pendidikan, status ekonomi), serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya. Dalam kaitan ini bimbingan dan konseling membantu konseli untuk menjadi individu yang memiliki berbagai wawasan, pandangan, interpretasi, pilihan, penyesuaian dan keterampilan yang tepat berkenaan dengan diri sendiri dan lingkungannya.
Urgensinya BK di SMP
Pendidikan menengah berkenaan dengan tujuan institusional ditetapkan bahwa pendidikan menengah bertujuan meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial.
Kebutuhan siswa selama rentang umur 12-15 tahun
Kebutuhan utama pada masa ini adalah kebutuhan psikologis, seperti mendapat kasih sayang, menerima pengakuan terhadap dorongan untuk semakin mandiri, memperoleh prestasi di berbagai bidang yang dihargai oleh teman sebaya, merasa aman dengan perubahan dengan kelas mainnya. Tantangan pokok pada masa ini adalah menghadapi diri sendiri bila sudah mulai memasuki fase pueral (masa pubertas), yaitu mengalami segala gejala kematangan seksual yang biasanya sering disertai dengan aneka gejala sekunder seperti berkurangnya semangat untuk bekerja keras, kegelisahan (galau), kepekaan perasaan, kurang percaya diri, dan penantangan terhadap kewibawaan orang dewasa.
c.    Masalah-masalah dihadapi BK  di SMP
1.) Masalah yang dihadapi dalam belajar
a.)  Faktor keluarga
b.)  Faktor lingkungan
c.)  Lingkungan pergaulan remaja
2.) Perkembangan  fisik dan  psikis remaja
a.) Perkembangan fisik, Pertumbuhan fisik adalah perubahan yang berlangsung secara fisik dan merupakan gejala primer dalam pertumbuahn remaja. Berkaitan dengan perkembangan fisik anak remaja, yang terpenting adalah aspek seksualitas. Aspek seksualitas dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:
Perubahan Seks Primer. Yang dimaksud dengan perubahan seks primer adalah perubahan fisik yang berhubungan langsung dengan alat-alat (organ) reproduksi. Dalam perkembangannya remaja pria mengalami pertumbuhan pesat pada organ testis yaitu pembuluh yang memproduksi sperma dan kelenjar prostat. Kematangan organ-organ seksualitas ini memungkinkan remaja pria mengalami pulosio (mimpi basah), keluar sperma. Sementara pada remaja putri terjadi pertumbuhan pesat pada ovarium (kandung telur) yang memproduksi sel telur (ovum) dan hormon untuk kehamilan. Akibatnya terjadi siklus “menarche”(menstruasi pertama)
Perkembangan Seks Sekunder, Perubahan seks sekunder adalah perubahan tanda-tanda jasmaniah yang tidak langsung berhubungan dengan alat reproduksi. Karakteristik seks sekunder pada remaja pria adalah perubahan bentuk tubuh yang lebih jantan seperti bertambah lebarnya bagian bahu. Suara lebih besar, tumbuh rambut pada daerah kelamin, kaki, ketiak, kumis dan jenggot. Karakteristik perubahan fisik seks sekunder remaja putri berupa bertambahnya jaringan ikat dibawah kulit yang berupa lemak terutama pada dada, pantat, paha dan lengan atas. hal ini akan membentuk tubuh remaja putri menjadi lebih wanita (feminim).

d. Model-Model Pendekatan  Bimbingan Konseling di SMP
1.)   Pendekatan krisis, yaitu pemberian layanan bimbingan dan konseling yang didasarkan adanya krisis yang dialami oleh konseli. Tujuannya untuk membantu peserta didik dalam mengatasi krisis atau masalah yang dihadapi / dialami oleh konseli.
2.)   Pendekatan remedial yaitu membantu mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki peserta didik dan berupaya pemberian remidi terhadap kelemahan-kelemahan tersebut, Tujuannya untuk memperbaiki kesulitan-kesulitan yang dialami peserta didik dalam bidang tertentu agar terhindar dari krisis
3.)   Pendekatan preventif, yaitu  pemberian layanan bimbingan dan konseling yang menekankan pada pencegahan terjadinya masalah-masalah yang mungkin dialami oleh konseli. Tujuannya mengantisipasi/mencegah masalah-masalah umum yang mungkin dialami peserta didik dan mencoba mencegah masalah tersebut agar jangan sampai terjadi
4.)    Pendekatan perkembangan, yaitu pemberian layanan bimbingan dan konseling yang menekankan pada identifikasi pengetahuan, ketrampilan, sikap dan pengalaman yang diperlukan konseli agar berhasil dalam kehidupan akademik, pribadi – social dan karirnya. Tujuannya adalah membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan/ potensi yang dimiliki dengan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman yang diperlukan dalam kehidupanya.
5). Program Bimbingan di SMP (Sekolah Menengah Pertama)Program bimbingan dan konseling di SMP hendaknya berorientasi kepada pencapaian tugas-tugas perkembangannya. Layanan bimbingan dan konseling ditekankan pada:
Bimbingan belajar (sebab cara belajar di SMP berbeda dengan di SD).
Bimbingan tentang hubungan muda-mudidan hubungan sosial, karena pada usia ini mereka mulai membentuk kelompok sebaya dan mengenal hubungan cinta kasih (Gibson dan Mitchell, 1981).
Bimbingan yang berorientasi pada tugas-tugas perkembangan anak usia 12-15 tahun.
Bimbingan karier baik yang menyangkut pemahaman tentang dunia pendidikan ataupun pekerjaan.Pada tahap ini peran Bimbingan dan Konseling meliputi bagaimana seorang anak memahami dan mengerti tentang dirinya sendiri mengenai bakat (attitude), minat (interest) dan kemampuan (ability)nya. Bimbingan dan Konseling pada tingkat Sekolah Menengah Pertama memiliki dua guru Bimbingan Konseling yang khusus mengajar pelajaran BK. Dan Bimbingan Konseling pada Sekolah Menengah Pertama memiliki ruangan BK tesendiri agar murid secara mudah bisa menceritakan masalah yang terjadi pada keluarganya. Bimbingan dan Konseling pada Sekolah Menengah Pertama juga memiliki kesempatan masuk kelas selama seminggu sekali, jadi sudah menjadi pelajaran pada umumnya. Setiap murid di wajibkan memiliki buku latihan Bimbingan dan Konseling yang akan dijadikan latihan pada setiap pelajaran usai.






B. Bimbingan Konseling di SMA
Pelayanan bimbingan secara professional di Indonesia sampai saat ini difokuskan pada generasi muda yang masih duduk di bangku sekolah, dan tahap pendidikan sekolah lanjutan dan perguruan tinggi. Siswa-siswi yang berada di jenjang pendidikan menengah biasanya di antara umur lebih kurang 13-20 tahun. Oleh karena itu, pelayanan bimbingan di sekolah terhadap kaum remaja yang masih bersekolah menciptakan kesempatan yang luas untuk mendampingi mereka dalam perkembangannya supaya berlangsung seoptimal mungkin.
Pelayanan bimbingan di sekolah lanjutan sebagai usaha yang berpusat pada pengembangan nilai dan sikap dalam batin manusia muda, dapat memegang peranan penting dalam membantu mereka menyelami serta meresapkan makna dari relasi antara mereka sendiri dengan ruang lingkup hidupnya. Hampir semua remaja melaporkan bahwa mereka dihadapkan pada setumpuk masalah yang menimbulkan rasa bingung, cemas, dan prihatin, seperti tentang bentuk tubuh dan ukuran berbagai anggota badan, hubungan social dengan teman sebaya dan popularitasnya dikalangan kawan-kawan, penyelesaian tugas-tugas yang berkaitan dengan belajar di sekolah dan hasil yang diperoleh, hubungan dengan anggota keluarga dekat, pembinaan hubungan akrab dengan jenis kelamin yang lain, termasuk bidang seksual dalam arti sempit. Batin penuh keprihatinan itu mudah mengakibatkan mereka mengalami suasana hati yang berganti-ganti di antara sangat gembira dan sangat sedih, dan menunjukkan tingkah laku yang sangat aktif.

Hal yang menjadi permasalahan remaja justru adalah tugas perkembangan yang harus dicapai pada usia remaja. Adapun tugas perkembangan remaja diantaranya :
Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita.
Mencapai peran social pria dan wanita.
Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif.
Mengharapkan dan mencapai perilaku social yang bertanggungjawab.
Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya.
Mempersiapkan karier ekonomi.
Mempersiapkan perkawinan dan keluarga.
Memperoleh perangkat nilai dan system etis.
a.  Kenyataan ini sulit dipungkiri, karena secara sekilas tujuan kurikulum menekankan penyiapan peserta didik (sekolah menengah umum / SMU) untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi atau penyiapan peserta didik (sekolah menengah kejuruan / SMK) agar sanggup memasuki dunia kerja. Akibatnya, proses pendidikan di jenjang sekolah menengah akan kehilangan bobot dalam proses pembentukan pribadi. Betapa pembentukan pribadi, pendampingan pribadi, pengasahan nilai-nilai kehidupan (values) dan pemeliharaan kepribadian siswa ( cura personalis) terabaikan. Ini di buktikan dengan kenyataan banyak adanya tindakan di kalangan pelajar ddengan adanaya tawuran antar pelajar, dan tindakan yang tergolong kriminal lain. Dengan demikian tugas konselor lembaga bimbingan konseling peran yang sebenarnya dan paling potensial mengharap, pemeliharaan, kepribadian dan pengasahan nila-nilai kehidupan siswa tersebut.
b. Masalah-masalah BK di SMA
Pada masa SLTA, antara 15 tahun sampai dengan 21 tahun merupakan adalah masa transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa. Mereka banyak mengalami konflik karena adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya. Jenis-jenis masalah yang dialami murid sekolah bisa bermacam-macam. Masalah-masalah itu diklarifikasikan atas:
1.)  Permasalahan dalam belajar
a.)   Kemampuan akademik, yaitu keadaan siswa yang diperkirakan memiliki intelegensi yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat memanfaatkannya secara optimal.
b.)   Ketercepatan dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki IQ 130 atau lebih tetapi masih memerlukan tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan belajar yang amat tinggi itu.
c.)   Sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki akademik yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan pendidikan atau pengajaran khusus.
d.)  Kurang motivasi dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang kurang bersemangat dalam belajar mereka seolah-olah tampak jera dan malas.
e.)   Bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi siswa yang perbuatan dan kegiatan belajarnya sehari-hari antagonistic dengan yang seharusnya, seperti suka menunda-nunda tugas, mengulur waktu, membenci guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahuinya dan sebagainya.
2.)  Permaslahan phisik dan phiskis
a)    Permasalahan yang sedang dihadapinya, sesuai perkembangan usianya sebagai remaja yang sedang berada dalam masa pancaroba yaitu peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.
b)   Mereka banyak mengalami konflik karena adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya. Perubahan-perubahan itu meliputi perubahan  psikhis meliputi Perkembangan Intelegensia,Perkembangan Emosi (Emosionalitas),Perkembangan Moral, sosial dan kepribadian.
c.  Model-Model Pendekatan BK di SMA
1.)    Pendekatan krisis, yaitu pemberian layanan bimbingan dan konseling yang didasarkan adanya krisis yang dialami oleh konseli. Tujuannya untuk membantu peserta didik dalam mengatasi krisis atau masalah yang dihadapi / dialami oleh konseli
2.)  Pendekatan remedial yaitu membantu mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki peserta didik dan berupaya pemberian remidi terhadap kelemahan-kelemahan tersebut, Tujuannya untuk memperbaiki kesulitan-kesulitan yang dialami peserta didik dalam bidang tertentu agar terhindar dari krisis.
3.)   Pendekatan preventif, yaitu  pemberian layanan bimbingan dan konseling yang menekankan pada pencegahan terjadinya masalah-masalah yang mungkin dialami oleh konseli. Tujuannya mengantisipasi/mencegah masalah-masalah umum yang mungkin dialami peserta didik dan mencoba mencegah masalah tersebut agar jangan sampai terjadi.
4.)  Pendekatan perkembangan, yaitu pemberian layanan bimbingan dan konseling yang menekankan pada identifikasi pengetahuan, ketrampilan, sikap dan pengalaman yang diperlukan konseli agar berhasil dalam kehidupan akademik, pribadi – social dan karirnya. Tujuannya adalah membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan/ potensi yang dimiliki dengan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman yang diperlukan dalam kehidupanya.
d. Program Bimbingan di SMA (Sekolah Menengah Atas)
Program bimbingan dan konseling di SMA hendaknya dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa sehingga mereka dapatmencapai tugas-tugas perkembangan seperti kematangan emosional, sosial, intelektual, kematangan dalam mengidentifikasi diri, kematangan dalam memilih pekerjaan, dll. Oleh sebab itu, program bimbingan di SMA hendaknya berorientasi kepada:
Hubungan muda-mudi atau hubungan sosial.
Pemberian informasi pendidikan dan jabatan.
Bimbingan cara belajarRentang umur antar 16-19 tahun yang meliputi sebagian besar dari masa remaja, merupakan masa yang sangat berati bagi perkembangan kepribadian seseorang. Oleh karena itu, pelayanan bimbingan harus lebih intensif dan lebih lengkap, dibandingkan dengan pelayanan di satuan pendidikan di bawahnya. Di Sekolah Menengah Atas terdapat dua guru Bimbingan dan Konseling yang selalu ada di ruang khusus Bimbingan dan Konseling.Bimbingan kelompok maupun individual diterapkan secara seimbang, supaya pelayanan bimbingan sampai kepada semua siswa.















Tidak ada komentar:

Posting Komentar